Kamis, 26 Maret 2009

SEPULUH AKHLAK TERCELA MENURUT ULAMA SUFI

Firman Allah swt dalam Qs. As-Shad: 45 – 46

وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُولِي الْأَيْدِي وَالْأَبْصَارِ

(45)

إِنَّا أَخْلَصْنَاهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ(46)

Artinya: “dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. (45) Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang Tinggi Yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat”(46). (Qs. As-Shad: 46)

  1. Berdo’a hanya untuk diri sendiri
  2. Kurang membaca al-Qur’an 100 ayat dalam sehari
  3. Masuk masjid, tidak shalat tahyatul masjid
  4. Datang kesuatu kota di hari Jum’at, tidak shalat jum’at
  5. Tidak membaca salam dan do’a ketika melewati kuburan
  6. Datang orang alim tidak mengambil ilmunya
  7. Tidak saling tegur ketika saling bertemu
  8. Diundang, tidak datang tanpa alasan
  9. Pemuda penganggur yang tak mau belajar ilmu dan tata karma
  10. Kekenyangan, sementara dia tau tetangga lapar tidak diberinya makanan sedikit jua

Selasa, 24 Maret 2009

ORANG YANG BERHAK MENDAPAT PETUNJUK DARI ALLAH SWT

Firman Allah swt Qs. Al-Qashas: 56

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ(56)

Artinya: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(Qs. Al-Qashas: 56)

Firman Allah swt Qs. Al-Baqarah: 2

ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ(2)

Artinya: (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa(Qs. Al-Baqarah: 2)

Mengapa Allah tidak menggunakan redaksi orang-orang muslim?

Karena orang-orang muslim tersebut ada beberapa tingkatan:

1. Di antara mereka ada yang melakukan dosa-dosa besar, sehingga mereka tidak mendapat hidayah secara sempurna

2. Di antara mereka ada yang melakukan dosa-dosa kecil secara terus-menerus, sehingga mereka juga tidak mendapat hidayah secara sempurna dan menyeluruh

3. Orang yang bertaqwa.

Firman Allah swt Qs. Al-Maidah: 108

ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يَأْتُوا بِالشَّهَادَةِ عَلَى وَجْهِهَا أَوْ يَخَافُوا أَنْ تُرَدَّ أَيْمَانٌ بَعْدَ أَيْمَانِهِمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاسْمَعُواوَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ(108)

Artinya: “itu lebih dekat untuk (menjadikan Para saksi) mengemukakan persaksiannya menurut apa yang sebenarnya, dan (lebih dekat untuk menjadikan mereka) merasa takut akan dikembalikan sumpahnya (kepada ahli waris) sesudah mereka bersumpah dan bertakwalah kepada Allah dan dengarkanlah (perintah-Nya). Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Adapun yang dimaksud dengan taqwa tersebut adalah Takut kepada Allah swt, melaksanakan segala sesuatu yang datang dariNya, ridha dengan karuniaNya walaupun sedikit, dan menyiapkan diri untuk menyambut datangnya kematian.

Ada beberapa hal yang mesti kita lakukan agar ketaqwaan itu terpatri dalam diri kita

  1. Senantiasa merasa diawasi Allah swt
  2. Melaksanakan semua kewajiban dan ketaatan kepadaNya yang disertai dengan ketulusan

Hanya orang-orang yang bertaqwalah yang akan sempurna dan utuh mendapatkan petunjuk dari Allah swt.

Wallahu’alam bissawab

Senin, 23 Maret 2009

B I S M I L L A H

Firman Allah swt dalam dalam Qs. Ali Imran: 41

وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ(41) ………………

Artinya: “……dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari". (Qs. Ali Imran: 41)

Dalam kehidupan sehari-hari kita sangat dianjurkan membaca asma Allah, seperti akan makan, minum dan memulai segala aktifitas yang baik.

Kenapa kita sangat di suruh untuk memulai semua kegiatan dengan bacaan asma Allah?, karena apa yang kita buat tersebut bersama Allah swt.

Jadi sangat merugilah orang-orang yang tidak mengikutkan Allah swt dalam segala kegiatannya, karena Allah swt yang segala Maha bersama kita.

Allah swt itu Maha adil dan keadilan Allah swt tersebut tidak dapat kita ukur. Firman Allah swt dalam Qs. Al-Qashas: 84

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى الَّذِينَ عَمِلُوا السَّيِّئَاتِ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ(84)

Artinya: “Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, Maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, Maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan. (Qs. Al-Qashas: 84)

Dibandingkan dengan logika manusia, kita tidak dapat menerima konsep ini karena dalam pandangan kita keadilan itu keadilan berimbang. Artinya kalau kita datang membawa satu kebaikan maka balasannya adalah satu kebaikan, begitu juga ketika kita mendatangkan 10 kebaikan maka balasannya juga 10 kebaikan atau sebaliknya jika kita mendatangkan satu kejahatan maka balasannya juga satu kejahatan, tetapi keadilan Allah tidak seperti itu. Dengan keMaha Rahmanannya Allah balas kebaikan berlipat ganda dan Allah balas kejahatan dengan yang setimpal.

Allah swt itu Maha Pengasih (ar-Rahman) dan Penyayang (ar-Rahim). Rahman Allah tersebut menyeluruh untuk semua umat manusia sedangkan RahimNya hanya teruntuk buat orang-orang yang bersedia bertransaksi denganNya, yang mau menjual dirinya kepada Allah swt, setiap transaksi dengan Allah tidak akan pernah merugi

Firman Allah dalam Qs. Fathir: 29

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُور(29)

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,( Qs. Fathir: 29)

Orang yang bertransaksi dengan Allah swt cirinya adalah orang yang mengikutkan Allah dalam setiap tindakan dan lakunya.

Orang selalu membaca asma Allah akan selalu segar dan fresh. Barangkali kita masih ingat dengan penemuan ilmiah terapi air yang ditemukan oleh ilmuan Jepang, dimana diambil sampel air dan diletakkan dalam dua bejana, yang satu diletakkan dekat musik yang keras dan yang satu di letakkan pada suasana yang tenang kemudian air tersebut dikonsumsi, hasilnya berbeda, air yang di letakkan dekat musik yang suara keras tadi tidak baik untuk kesehatan sedangkan air yang diletakkan pada suasana yang tenang bagus untuk kesehatan.

Penelitian tersebut diulang kembali oleh ilmuan Muslim dengan melantunkan ayat suci al-Qur’an kemudian air tersebutpun dikonsumsi hasilnya jauh lebih baik dan segar dibanding dengan penemuan ilmuan Jepang di atas.

Orang Islam yang mengetahui informasi ini akan langsung menerapkan dalam kehidupannya, ketika akan minum misalnya memulai dengan menyebut asma Allah swt karena kebesaran manfaat yang terkandung di dalamnya.

Kita tahu betul bahwa 2/3 bagian dari tubuh kita terdiri dari air, maka pasti berbeda prilaku orang yang membiasakan membaca al-Qur’an ketika akan memulai kegiatannya dengan orang yang tidak membiasakan membaca al-Qur’an ketika akan memulai kegiatannya. Maka sangat rugilah orang Islam yang mengetahui informasi ini tatapi tidak menerapkan dalam kehidupannya.

Air yang paling baik dan sehat itu adalah air zamzam, karena setiap saat orang Islam zikir dan thawaf di sana. Maka marilah kita mulai semua kegiatan kita yang positif dengan menyebut asma Allah, karena tidak mungkin ketika kita akan mengerjakan kejahatan juga baca asma allah seperti ketika akan korupsi baca bismillah dulu.

Renungkanlah firman Allah swt dalam Qs. Al-Hasyr: 24 berikut

هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ(24)

Artinya: “Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.( Qs. Al-Hasyr: 24)

Sabtu, 21 Maret 2009

BEBERAPA SARANA UNTUK MENCAPAI CINTA KASIH ALLAH SWT

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ(31)

Artinya: Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Ali Imran:31)

Ada beberapa sarana yang dapat kita tempuh untuk menggapai kecintaan Allah SWT:

1. Senantiasa hidup bersama petunjuk Al-Qur’an

وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْءَانَ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا مِنَ الْمُنْذِرِينَ(92)

Artinya: “Dan supaya aku membacakan Al Quran (kepada manusia). Maka Barangsiapa yang mendapat petunjuk Maka Sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan Barangsiapa yang sesat Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan".(An-Naml (27): 92)

Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas:

Artinya: Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya

Selain itu juga ada Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas r.a

Artinya: Sesungguhnya orang yang tenggorokannya tidak ada satupun dari al-Qur’an laksana rumah tua

Rumah Tua : Muram, dipenuhi sarang ular dan kalajengking

Sementara Hati yang yang tidak pernah diterangi dengan al-Qur’an akan dipenuhi sifat gelisah, kemunafikan, bisikan-bisikan nafsu jahat.

2. Menghilangkan ketrikatan hati dengan segala aksesori dunia

· Hidup zuhud dan tidak Mubazir

a. Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak ada nilainya di akhirat kelak

b. Mubazir adalah sesuatu yang di luar kebutuhan kita

Firman Allah SWT:

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا(27)

Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (Al-Isra’: 27)

3. Qiyamul lail

كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ(17)وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ(18)

Artinya: :Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Adz-Dzariyat: 17-18)

4. Shalat Tahajjud

5. Baca al-Qur’an

6. Zikir

Berinfaq

قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ(39)

Artinya: “Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya”.(Qs. As-Saba’:39)

Tipe-tipe orang yang berinfaq:

1. Orang yang berinfaq agar dilihat dan didengar orang lain.

Orang seperti ini kelak di akherat tidak akan mendapatkan balasan apapun dari harta yang di infaqkannya. Dialah orang yang pertama sekali yang akan dilemparkan ke dalam api neraka.

2. Orang yang berinfaq karena malu, baginya adalah ganjaran dari Allah SWT. Orang seperti inilah yang sering ada, karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan

3. Orang yang berinfaq dengan harapan akan mendapat ridha dari Allah SWT, orang seperti ini yang disebut dengan ‘abid (orang yang ahli ibadah)

Firman Allah SWT dalam Qs. Al-Baqarah: 5)

أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ(5)

Artinya: “Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (Qs. Al-Baqarah: 5))

Ampunan Allah

Firman Allah QS Ali Imran (3) ayat : 133

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Artinya : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

6 Syarat mendapatkan ampunan Allah menurut Al-Qur’an QS Ali Imran ayat 132-136 :

1. Mengikuti Allah dan Rasul (waatiullaha warrasula)

2. Menafkahkan hartanya diwaktu senang dan susah (Yunfiquna fi Sarrai waddarai)

3. Sanggup menahan nafsu Amarah (Walqazibinal Ghaiza)

4. Orang yang mampu memaafkan manusia ( Wal’afina aninnas)

5. Apabila Melakukan kesalahan segera memohon ampun (Wallazina iza fa’alu Fahisatan au Zalamu Anfusahum Zakarallahu Fastadfaru Lizunubihim)

6. Apabila tahuh pekerjaan itu salah segera menghentikan pekerjaan itu. (Walam Yusirru ‘Ala ma Fa’alu Wahum Ya’lamun)

Mereka inilah yang dibalasi dengan keampunan